Menjadikan Kegagalan Sebagai Langkah Awal Menuju Kesuksesan
Posted February 1, 2008
on:Pada dasarnya setiap orang tidak menghendaki kegagalan meskipun mereka pasti pernah mengalaminya, karena setiap bidang pasti menyajikan sisi keberhasilan dan sisi kegagalan. Sering kali kegagalan terjadi di luar jangkauan pemikiran seseorang, tetapi adakalanya ia hadir sebagai bayang-bayang bagi orang lain. Padahal, membayang-bayangkan kegagalan adalah merupakan hal yang amat tabu bagi kebanyakan orang. Alasannya karena bayang-bayang tersebut akan segera terwujud menjadi kenyataan. Benarkah demikian halnya?
Jika kita mengumpamakan tujuan atau cita-cita itu seperti sekeping mata uang, maka kedua sisinya adalah merupakan keberhasilan dan kegagalan, yang seandainya kita lemparkan akan menghasilkan dua kemungkinan. Sekiranya sisi kegagalan yang muncul, janganlah kita menjadi kecewa dan menyerah begitu saja. Karena kegagalan bukan berarti akhir dari segala daya upaya. Dengan adanya kegagalan kita dapat mengoreksi diri dari berbagai kekurangan dan kekhilafan, sehingga kita dapat menentukan apa yang menjadi penyebab kegagalan tersebut. Dengan demikian pada akhirnya kita dapat menarik manfaat dari sebuah kepedihan, kepahitan dan kekecewaan serta menggantinya menjadi sesuatu yang manis.
Sesungguhnya kegagalan merupakan filter (penyaring) dari setiap kesalahan untuk diperiksa dan diperbaiki. Jika saja kita mau mengoreksi dan belajar memahami sebab-sebab kegagalan ini maka kita akan memetik hikmah yang sangat berharga untuk langkah selanjutnya. Sebab sepahit apapun, kegagalan itu pasti memberikan arti tersendiri yang akan terasa setelah kita mencapai apa yang kita cita-citakan.
Akan tetapi setiap orang pada umumnya melupakan hal ini karena pikirannya telah diselimuti oleh rasa kekecewaan yang sangat dalam, yang selanjutnya akan menimbulkan suatu dorongan untuk menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalan tersebut. Sungguh suatu hal yang kurang bijaksana, mempergunakan alasan-alasan untuk menutupi atau mengingkari kegagalan yang dialami dan perbuatan inilah yang lebih menyedihkan dari kegagalan itu sendiri.
Di lain pihak kita juga harus bertanggungjawab atas semua upaya yang telah kita lakukan untuk menunjang tujuan kita walaupun hasilnya tidak seperti yang diinginkan. Hanya kita sendiri yang dapat menghargai perjuangan kita yang melibatkan semangat, waktu, tenaga dan usaha, yang mana sedikit banyak kita dapat membangun semangat baru, agar lebih dewasa dan berani dalam menghadapi berbagai kemungkinan kegagalan pada waktu yang akan datang.
Pada prinsipnya tidak ada suatu keberhasilan yang dapat dicapai tanpa melalui perjuangan dan usaha yang keras. Untuk itu bila kita masih memiliki kesempatan untuk mencobanya lagi, selalu terdapat peluang bagi keberhasilan meskipun harus melewati rintangan yang tidak sedikit. Kalau boleh dikatakan, semakin banyak seseorang mengalami kegagalan semakin banyak pula pengalaman yang dia dapatkan. Selain itu sebagai latihan untuk menambah kesabaran, semangat dan tekad yang mana dapat menuntun pikiran ke arah kebijaksanaan. Hal ini pula yang menjadi ukuran untuk menilai jenjang sebuah keberhasilan.
Meskipun kita mengetahui kegagalan dan keberhasilan itu tidak kekal, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mewujudkan apa yang menjadi tujuan dan cita-cita kita. Sedangkan maksud dari proses ketidakkekalan mengajarkan kita agar tidak selalu angkuh dan memuja-muja secara berlebihan sebuah kerberhasilan, kemudian merendahkan dan mengecam kegagalan.
Kesuksesan sebagai hal yang terbaik bagi kehidupan kita, asalkan kesuksesan itu tidak merugikan diri kita dan juga orang lain. Yang terpenting adalah pencapaian kesuksesan dalam mengikis kekotoran batin yang bersemayam dalam diri kita sendiri. Marilah kita memberikan yang terbaik bagi kehidupan kita dan orang lain agar hidup kita memiliki arti tersendiri.
source : Berita Dharmayana
Leave a comment